Gabung Yuk,
AUCKLAND, KOMPAS.com -
Kebiasaan meminum Coca-Cola dalam jumlah besar adalah “faktor substansial”
dalam kematian seorang perempuan berusia 30 tahun di Selandia Baru, kata
seorang petugas koroner.
Natasha Harris, yang
meninggal tiga tahun lalu karena serangan jantung, setiap harinya mengonsumsi
10 liter minuman bersoda itu. Takaran itu dua kali lebih besar dari batas aman
kafein yang disarankan dan 11 kali lebih besar dari asupan gula yang
disarankan.
Coca-Cola telah
menyatakan hal itu tidak bisa dijadikan bukti bahwa produk mereka menjadi
faktor kontribusi pada kematian Harris. Kesimpulan koroner diumumkan di hari
Cola-Cola Sales mengatakan bahwa penjualan di Eropa dan Cina merosot di kuartal
terakhir 2012 dan memperingatkan tahun “penuh gejolak” akan datang. ‘Peringatan
Jelas’ Dibutuhkan Natasha Harris, seorang ibu delapan anak dari selatan kota
Invercargill di Selandia Baru, memiliki kesehatan yang buruk selama
bertahun-tahun sebelum kematiannya.
Keluarganya mengatakan
ia kecanduan Coca-Cola dan akan mengalami gejala-gejala ‘ketagihan’, termasuk
‘gemetar’, jika ia tidak minum Coca-Cola. “(Ia akan) menggila jika ia
kehabisan… ia akan mengalami gemetar, dan gejala-gejala ketagihan, marah, mudah
tersinggung dan kasar,” kata ibu mertuanya Vivien Hodgkinson pada pemeriksaan
koroner tahun lalu. Harris minum Coke terus menerus sepanjang hari dan gigi
geliginya dicabut karena membusuk.
Koroner David Crerar
mengatakan konsumsi Coca-Cola Harris memicu aritmia jantung, yaitu kondisi
dimana detak jantung tidak teratur. “Saya menemukan bahwa ketika semua bukti
yang ada dipertimbangkan, jika Natasha Harris tidak mengonsumsi Coke dalam
jumlah sangat besar, ia kemungkinan tidak akan meninggal dalam waktu dan dengan
cara seperti itu,” demikian isi laporan Crerar.
Koroner mengalkulasi
bahwa meminum 10 liter Coke berarti mengonsumsi lebih dari 1 kg gula dan 970mg
kafein, seperti dilaporkan Television New Zealand (TVNZ). Crerar mengatakan
bahwa Coca-Cola tidak bisa dimintai pertanggungjawaban atas kematian konsumen
mereka yang minum produk itu dalam jumlah berlebihan. Tapi ia menyerukan
perusahaan- perusahaan minuman ringan untuk memasang peringatan jelas di
kemasan minuman mereka tentang risiko jika mengonsumsi gula dan kafein dalam
jumlah terlalu besar. Harris dan keluarganya seharusnya memperhatikan
peringatan- peringatan akan kesehatannya yang memburuk, tambah Crear. “Fakta
bahwa gigi-geliginya harus dicabut beberapa tahun sebelum kematiannya karena
apa yang diyakini keluarganya sebagai pembusukan gigi akibat Coke, dan fakta
bahwa satu atau lebih dari anak-anaknya lahir tanpa enamel gigi, seharusnya diperlakukan
olehnya dan oleh keluarganya sebagai peringatan,”kata koroner seperti dikutip
TVNZ.
Dalam sebuah pernyataan,
Coca Cola mengatakan, “Koroner mengakui bahwa ia tidak bisa memastikan apa yang
menyebabkan serangan jantung Harris. “Oleh karena itu kami kecewa bahwa koroner
memilih untuk fokus pada perpaduan konsumsi Coca-Cola berlebihan Harris, dengan
faktor- faktor kesehatan dan gaya hidup lainnya, sebagai kemungkinan penyebab
kematiannya. “Hal ini bertentangan dengan bukti yang menunjukkan bahwa para
ahli tidak bisa menemukan kesepakatan mengenai kemungkinan penyebab kematian.”
0 komentar:
Posting Komentar